_*Titip Ibuku Yaa Allah*_

ketika matahari telah bersinar kembali dari timur,

Ketika ayam sudah berkokok pertanda pagi telah datang.

AKu pun harus segera bergegas untuk memulai hidupku dengan bekerja pada hari itu.

Dan pagi itu pun aku membuka emailku dan terdapat sebauh kiriman cerita yang membuat aku tertegun, tersadarakan dan mengerti bahwa memang ibuku sangat berarti buat aku.

Cuplikan Cerita itu adalah :

_*Titip Ibuku Yaa Allah*_

“Nak, bangun… udah adzan subuh. Sarapanmu udah ibu siapin di meja…”
Tradisi ini sudah berlangsung 20 tahun, sejak pertama kali aku bisa
mengingat.
Kini usiaku sudah kepala 3 dan aku jadi seorang Karyawan di sebuah
Perusahaan Tambang, tapi kebiasaan Ibu tak pernah berubah.
“Ibu sayang… gak usah repot-repot Bu, aku dan adik-adikku udah dewasa.” pintaku pada Ibu pada suatu pagi. Wajah tua itu langsung berubah.
Pun ketika Ibu mengajakku makan siang di sebuah restoran. Buru-buru
kukeluarkan uang dan kubayar semuanya. Ingin kubalas jasa Ibu selama ini
dengan hasil keringatku. Raut sedih itu tak bisa disembunyikan.

Kenapa Ibu mudah sekali sedih ? Aku hanya bisa mereka-reka, mungkin
sekarang fasenya aku mengalami kesulitan memahami Ibu karena dari sebuah artikel yang kubaca .. orang yang lanjut usia bisa sangat sensitive dan cenderung untuk bersikap kanak-kanak ….. tapi entahlah…. Niatku
ingin membahagiakan malah membuat Ibu sedih. Seperti biasa, Ibu tidak
akan pernah mengatakan apa-apa.
Suatu hari kuberanikan diri untuk bertanya “Bu, maafin aku kalau telah
menyakiti perasaan Ibu. Apa yang bikin Ibu sedih ?”
Kutatap sudut-sudut mata Ibu, ada genangan air mata di sana.
Terbata-bata Ibu berkata, “Tiba-tiba Ibu merasa kalian tidak lagi
membutuhkan Ibu. Kalian sudah dewasa, sudah bisa menghidupi diri
sendiri. Ibu tidak boleh lagi menyiapkan sarapan untuk kalian, Ibu tidak
bisa lagi jajanin kalian. Semua sudah bisa kalian lakukan sendiri”
Ah, Ya Allah, ternyata buat seorang Ibu .. bersusah payah melayani
putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan. Satu hal yang tak pernah
kusadari sebelumnya. Niat membahagiakan bisa jadi malah membuat orang
tua menjadi sedih karena kita tidak berusaha untuk saling membuka diri
melihat arti kebahagiaan dari sudut pandang masing-masing.
Diam-diam aku bermuhasabah. .. Apa yang telah kupersembahkan untuk Ibu dalam usiaku sekarang ? Adakah Ibu bahagia dan bangga pada putera
putrinya ? Ketika itu kutanya pada Ibu. Ibu menjawab “Banyak sekali nak
kebahagiaan yang telah kalian berikan pada Ibu. Kalian tumbuh sehat dan
lucu ketika bayi adalah kebahagiaan.
Kalian berprestasi di sekolah adalah kebanggaan buat Ibu. Kalian
berprestasi di pekerjaan adalah kebanggaan buat Ibu.
Setelah dewasa, kalian berprilaku sebagaimana seharusnya seorang hamba,
itu kebahagiaan buat Ibu. Setiap kali binar mata kalian mengisyaratkan
kebahagiaan di situlah kebahagiaan orang tua.”
Lagi-lagi aku hanya bisa berucap “Ampunkan aku ya Allah kalau selama ini
sedikit sekali ketulusan yang kuberikan kepada Ibu. Masih banyak alasan
ketika Ibu menginginkan sesuatu.” Betapa sabarnya Ibuku melalui
liku-liku kehidupan. Sebagai seorang wanita karier seharusnya banyak
alasan yang bisa dilontarkan Ibuku untuk “cuti” dari pekerjaan rumah
atau menyerahkan tugas itu kepada pembantu. Tapi tidak! Ibuku seorang
yang idealis.
Menata keluarga, merawat dan mendidik anak-anak adalah hak prerogatif
seorang ibu yang takkan bisa dilimpahkan kepada siapapun. Pukul 3
dinihari Ibu bangun dan membangunkan kami untuk tahajud. Menunggu subuh
Ibu ke dapur menyiapkan sarapan sementara aku dan adik-adik sering
tertidur lagi…
Ah, maafin kami Ibu … 18 jam sehari sebagai “pekerja” seakan tak
pernah membuat Ibu lelah.. Sanggupkah aku ya Allah ?
“Nak… bangun nak, udah azan subuh .. sarapannya udah Ibu siapin
dimeja.. ”
Kali ini aku lompat segera.. kubuka pintu kamar dan kurangkul Ibu
sehangat mungkin, kuciumi pipinya yang mulai keriput, kutatap matanya
lekat-lekat dan kuucapkan “terimakasih Ibu, aku beruntung sekali
memiliki Ibu yang baik hati, ijinkan aku membahagiakan Ibu…”.
Kulihat binar itu memancarkan kebahagiaan. .. Cintaku ini milikmu,
Ibu… Aku masih sangat membutuhkanmu. .. Maafkan aku yang belum bisa
menjabarkan arti kebahagiaan buat Dirimu..
Sahabat.. tidak selamanya kata sayang harus diungkapkan dengan kalimat
“aku sayang padamu… “, namun begitu, Rasulullah menyuruh kita untuk
menyampaikan rasa cinta yang kita punya kepada orang yang kita cintai
karena Allah. Kita mulai dari orang terdekat yang sangat mencintai kita …
Ibu dan Ayah walau mereka tak pernah meminta dan mungkin telah tiada.
Percayalah.. . kata-kata itu akan membuat mereka sangat berarti dan
bahagia.
Wallaahua’lam
“Ya Allah,cintai Ibuku, beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan
Ibu…” dan jika saatnya nanti Ibu Kau panggil, panggillah dalam keadaan
khusnul khatimah. Ampunilah segala dosa-dosanya dan sayangilah ia
sebagaimana ia menyayangi aku selagi aku kecil”

“Titip Ibuku ya Allah”

Itulah sebuah cerita tentang seorang ibu, tentang seorang ibu yang sangat menyayangi anaknya sampai anaknya sudah dewasa pun masih sedemikian perhatian dan sayangnya. Sungguh sebuah cerita yang sangat menyentuh hatiku. Aku pun berpikir apa sudah aku membalas jasa ibuku yang selama 23 tahun telah merawat dan membesarkan aku dalam suka dan duka. Apa aku telah berbakti dan membahagiakan ibuku, sungguh pertanyaan yang sangat mengganjal dalam hatiku.

Ibuku sangatlah sayang sama aku, mungkin juga karena faktor anak terakhir dan satu-satunya anak laki-laki dalam keluargaku. Mungkin juga karena kedua kakak perempuanku sudah menikah dan telah memiliki anak juga. Sehingga saat ini perhatian ibuku tercurah kepadaku.

Ketika pagi hari ibuku selalu membangunkan diriku, mengingatkan untuk sholat subuh, seringkali ketika aku bangun kesiangan ibuku suka menyindir aku. Setelah aku bangun dan sholat subuh pun ibuku masih sempat untuk menyiapkan sarapan untukku, meskipun pagi itu pun ibu juga harus jualan ke pasar. Atau kalau ibu sudah kepasar pagi-pagi aku dibelikan sarapan di pasar dan dianterin pulang oleh kakakku. Sudah sekian lama ibuku seperti itu semenjak aku tk,sd,smp,sma,kuliah bahkan ketika aku sudah bekerja pun. Dan sarapan yang paling aku senangi adalah nasi goreng buatan ibuku, bagiku itu adalah nasi goreng paling enak di dunia.

Begitu pulang kerja pun, atua dahulu pulang sekolah/kuliah ibuku senantiasa menanyakan apakah aku sudah makan atau belum, kalupun belum ibuku pun segera membuatkan, menghangatkan ataupun membelikan makanan buat aku. Sungguh aku tidak tahu bagaimana membalas budi kepada ibuku.

Juga ketika aku sedang sakit ibuku senantiasa merawat aku, mengingatkan minum obat sampai aku benar-benar sembuh. Ibu juga senantiasa memperhatikan keadaanku. Dulu ketika sekolah senantiasa tanya kendang pretasiku, tentang keadaan sekolahku. Tentang teman-temanku dll.

Pun begitu satu hal yang selalu ibu lakukan ketika malam hari adalah memastikan aku tertidur dengan lelap dan hangat di malam hari. Aku orang yang sekedarnya klo tidur, aku asal diatas kasur tiba-tiba langsung tertidur dalam keadaan yang semrawut, asala mapan, tidak pake slimut, tidak mematikan lampu, tidak mematikan tv. Subhanallah, tetapi ketika aku terbangun di pagi hari aku sudah memakai slimut, tv ku juga sudah mati dan lampu pun sudah ganti dengan lampu kecil yang redup saja. dan tentu saja yang melakukan itu semua adalah ibuku. sungguh satu hal yang sangat mulia.

Ibuku juga sangat memperhatikan tentang kehidupan pribadi, tentang keadaan konterku, tentang masalah sosialku.

Sungguh sampai sekarang aku tidak tahu harus bagaimana agar aku bisa membalas budi kepada ibuku, bahkan aku sendiri kadang masih bandel dan jarang menuruti kata-kata ibuku. tetapi aku kini sadar apapun yang dimau dan dilakukan ibuku mestinya semua itu untuk kebaikanku juga. Meskipun tidak semua yang diinginkan dan diharapkan ibuku juga benar.

Saat ini mungkin aku mecoba untuk melakukan yang terbaik untuk ibuku, untuk orang yang telah sangat berjasa dalam hidupku. Ya Allah berikan aku kekuatan untuk memberikan yang terbaik dan membalas perhatian dan kasih sayang dari ibuku.

Tentang ndelon

Aku orang biasa aja yang penuh dengan kekurangan, tetapi aku selalu berusaha untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.
Pos ini dipublikasikan di Cerita dan tag , , , . Tandai permalink.

10 Balasan ke _*Titip Ibuku Yaa Allah*_

  1. ahmadhanafi berkata:

    wus, ngeri.. thx ya wes sharing

  2. niez berkata:

    huck huck 😥 kangeeeeen mama euy !!!!

  3. niez berkata:

    ini ada crt bagus jg..

    I LOVE U MOTHER

    Ini adalah mengenai Nilai kasih Ibu dari Seorang anak
    yang mendapatkan ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur.

    Kemudian dia menghulurkan sekeping kertas yang
    bertulis sesuatu. si ibu segera membersihkan tangan dan lalu menerima
    kertas yang dihulurkan oleh si anak dan membacanya.

    OngKos upah membantu ibu:
    1) Membantu Pergi Ke Warung: Rp20.000
    2) Menjaga adik Rp20.000
    3) Membuang sampah Rp5.000
    4) Membereskan Tempat Tidur Rp10.000
    5) menyiram bunga Rp15.000
    6) Menyapu Halaman Rp15.000
    Jumlah : Rp85.000

    Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak
    yang raut mukanya berbinar-binar.

    Si ibu mengambil pena dan menulis
    sesuatu dibelakang kertas yang sama.

    1) OngKos mengandungmu selama 9bulan- GRATIS
    2) OngKos berjaga malam karena menjagamu -GRATIS
    3) OngKos air mata yang menetes karenamu -GRATIS
    4) OngKos Khawatir kerana selalu memikirkan keadaanmu -GRATIS

    5) OngKos menyediakan makan minum, pakaian dan keperluanmu -GRATIS
    6) OngKos mencuci pakaian, gelas, piring dan keperluanmu – GRATIS

    Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku – GRATIS

    Air mata si anak berlinang setelah membaca. Si anak
    menatap wajah ibu, memeluknya dan berkata, “Saya Sayang Ibu”.Kemudian si
    anak mengambil pena dan menulis sesuatu didepan surat yang
    ditulisnya: “Telah Dibayar” .

  4. ndelon berkata:

    Iya nis, seorang ibu sangat berarti buat kita, emang bener juga “surga ada di bawah telapak kaki ibu”. karena kasih sayang ibu yang tiada tara.

  5. vivi berkata:

    huaa.. kangen ibuku..
    gung, ada pesen dr ibu vivi : titip teknis GCP ya.. 😀

  6. ndelon berkata:

    aku emoh dititipi bu. dinggo masmu kae wae.

  7. uzan berkata:

    gung, sengaja mau mbikin ak nangis po piye??
    seorang ibu tali pusarnya bs mengkerut ktika melihat anak nya terjatuh dari kursi.. sementara ini, apa kontribusi kita bagi sang Ibu..??

  8. vspidy berkata:

    Om ndelon ap kbr? walah heeeeeeeee 😀
    Aq jd inget kmrn pas abz dpt pembagian kucuran dana dr kantor yg lumayan gede…ibuku minta ditraktir….Baru kali itu ibu mnta traktiran,aq traktir dah mkn2 sate kambing kesukaan ibu d sate mbok galak yg terkenal seantero Solo krna rasanya yg mantab & muahal tp mak nyussssssss heeeee:D Dan rasanya senang dan bangga bs bahagiain ibu heeeeeee:D Umi…umi….umi……

  9. ndelon berkata:

    baik tante.
    wah tumben kamu bisa berbaik hati gitu sama ibumu. Tapi ya bagus lah paling ndak kamu sudah bisa nyenengin ibu mu.

    klo sudah nraktir ibu nya sekarang harusnya nraktir aku tante.

  10. Santi berkata:

    huwaaa….aqu ga punya kesempatan untu ngebahagiain ibu qu…ya allah..titip ibu qu disana yaa…

Tinggalkan komentar